Farmasi UGM – Minggu (15/12) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) turut serta memeriahkan kegiatan kirab budaya Nitilaku yang digelar dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-75 dan Lustrum ke-15 UGM. Dalam acara yang penuh warna budaya tersebut, rombongan Fakultas Farmasi UGM tampil dengan seragam adat Jawa Yogyakarta yang serasi, mencerminkan identitas lokal yang kental dan kebersamaan seluruh civitas akademika, mulai dari tenaga kependidikan, dosen, hingga pimpinan fakultas.
Kegiatan Nitilaku tahun ini diikuti oleh 1.950 peserta yang terbagi dalam 47 kelompok masyarakat, termasuk perwakilan fakultas dan sekolah di UGM, pengurus Kagama dari berbagai daerah, serta komunitas budaya dan hobi. Perjalanan kirab dimulai dari Boulevard UGM dan berakhir di halaman Balairung UGM dengan rute yang menyusuri sisi barat kampus. Suasana semakin semarak dengan berbagai tampilan busana adat daerah, pakaian tempo dulu, serta ornamen kreatif seperti gunungan hasil bumi dan ogoh-ogoh.
Ketua Pengurus Pusat Kagama, Basuki Hadimuljono, bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., secara resmi melepas peserta Nitilaku. Dengan tema “Silaturahmi Kebangsaan: Merawat Harmoni, Meruwat Semangat Persatuan”, kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi lintas generasi antara sivitas akademika, komunitas budaya, masyarakat umum, hingga pihak swasta dan pemerintah.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., menegaskan bahwa Nitilaku merupakan tradisi tahunan yang bertujuan mengenang perjalanan sejarah UGM sebagai universitas perjuangan. Lebih dari itu, kirab budaya ini menjadi simbol jalinan strategis antara keraton, kampus, dan masyarakat. “Nitilaku ini menjadi pengingat bagi seluruh sivitas akademika maupun alumni terhadap perjuangan UGM untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus meneguhkan UGM sebagai kampus kebudayaan,” ungkapnya.
Partisipasi Fakultas Farmasi UGM dalam kegiatan ini tidak hanya menunjukkan komitmen untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga memperkuat nilai kebersamaan dan kebanggaan sebagai bagian dari keluarga besar UGM. Dengan mengenakan pakaian adat khas Yogyakarta, Fakultas Farmasi turut berperan dalam menjaga tradisi dan mempromosikan warisan budaya yang menjadi identitas bangsa.
Kegiatan Nitilaku juga sejalan dengan upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan yang menekankan pentingnya pelestarian budaya dan peningkatan inklusivitas komunitas. Selain itu, kegiatan ini turut berkontribusi pada SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan membangun sinergi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan nilai-nilai lokal di tengah perkembangan global.
Dengan semangat guyub rukun, Fakultas Farmasi UGM akan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkuat harmoni, kebudayaan, dan semangat kebangsaan demi mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan berdaya saing. (Rita/HumasFA)
SDGs nomor 11 dan 17