Gadis asal Semarang ini mengaku sempat tidak percaya ketika dihubungi oleh Pihak Dexa Group sebagai lulusan terbaik. Meski begitu, Amadea yakin bahwa pencapaian ini merupakan buah dari kerja kerasnya selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi UGM. Amadea menuturkan bahwa ia selalu memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada dengan semaksimal mungkin. Ketika di dalam kelas, ia berusaha fokus dan memahami materi yang disampaikan, sehingga ketika akan ujian hanya perlu memperdalam. Menurutnya, rasa ingin tahu, tidak cepat puas, dan tidak malu untuk bertanya juga menjadi kunci dalam pencapaiannya kini.
Di luar waktu kuliah, Amadea juga terlibat dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan di kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), kegiatan kepanitian Pharmacious dan Alumni and Career Development Center (ACDC), serta kelompok studi Klinika. Hal ini ia lakukan untuk mengembangkan potensi yang ia miliki sekaligus menyeimbangkan kemampuan akademik dan non-akademik. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Dikti dan kompetisi kefarmasian lainnya juga pernah ia ikuti. Meski belum berhasil menjadi juara, Amadea percaya bahwa ada pengalaman berharga dari setiap perjalanan yang ia lalui. Selain itu, Amadea pernah menjadi asisten laboratorium karena ia percaya bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bukan hanya dihafal, tetapi juga diamalkan.
Amadea berharap, predikat lulusan terbaik yang ia raih akan menjadi awal yang baik bagi perjalanan karirnya ke depan. Untuk adik-adik mahasiswa yang saat ini tengah berjuang, Amadea berpesan agar tetap fokus pada tujuan yang ingin dicapai dan melakukan yang terbaik dalam setiap kesempatan. Ia percaya bahwa ada hasil baik yang menanti bagi setiap insan yang berusaha. (Humas FA)