KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Di usianya yang ke-74, Fakultas Farmasi UGM telah mendulang berbagai pencapaian di tahun 2019-2020, meskipun harus menghadapi berbagai keterbatasan.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Agung Endro Nugroho menyampaikan berbagai pencapaian fakultas tersebut dalam acara Rapat Senat Terbuka, Dies Natalis ke-74 Fakultas Farmasi UGM, yang digelar pada Selasa (29/9/2020) secara daring.
Kini Fakultas Farmasi UGM telah memiliki 81 tenaga pengajar, yang 62 di antaranya telah bergelar doktor dan 21 diantaranya bergelar profesor.
Sampai saat ini, revolusi industri 4.0 masih menjadi tantangan besar bagi Fakultas Farmasi UGM.
“Ada tiga kompetensi literasi, yakni literasi manusia, literasi teknologi, dan literasi big data masih terus dikuatkan oleh Fakultas Farmasi hingga saat ini,” jelas Agung.
Literasi manusia meliputi komunikasi, humanitas, kepemimpinan, kerja sama tim, serta berpikir kritis, sistematis, dan entrepreneurship.
Pihaknya telah melakukan reorientasi terhadap guru-guru, yang berbasis penguatan soft skill dan kompetensi.
Kemudian literasi teknologi dilakukan dengan memahami cara mengoperasikan aplikasi teknologi informasi. Contohnya coding, AI, dan sebagainya.
Sedangkan literasi big data dilakukan dengan meningkatkan kemampuan membaca analisis menggunakan informasi di dunia digital.
“Fakultas dengan segala keterbatasannya telah meningkatkan pelayanan akademik berbasis teknologi informasi digital dan big data,” ujar guru besar di bidang Farmakologi ini.
Dalam pencapaian Tri Darma Perguruan Tinggi 2019-2020, dari sisi akademik dan kemahasiswaan, Fakultas Farmasi UGM telah memiliki 5 prodi yang sudah terakreditasi A.
Fakultas Farmasi UGM juga berkomitmen menyiapkan mahasiswanya menghadapi era 4.0.
Sejak 2017 telah diberlakukan kurikulum baru berbasis outcome base dan mengintegrasikan kegiatan ekstrakulikuler peningkatan softskill mahasiswa, literasi digital, dan kemanusiaan melalui mata kuliah lintas disiplin.
Adapun program lainnya yaitu Paparan Kompetensi Global (PKG) dalam bentuk kegiatan kokurikuler sebanyak 7 sks, yang meliputi pembangunan karakter, english communication skill, english for pharmacy, ethics and leadership, profesionalism, public speaking, dan socio-entrepreneurship.
“Untuk tahun 2020 ini, prodi S1 Farmasi UGM sedang mempersiapkan penyesuaian implementasi kurikulum 2017 dengan kebijakan merdeka belajar kampus merdeka,” tutur lulusan Ehime University, Japan ini.
Pengembangan softskill mahasiswa, juga diupayakan melalui berbagai kegiatan seminar dan workshop nasional maupun internasional.
Upaya tersebut melibatkan alumni dan praktisi yang ahli di bidangnya.
“Mahasiswa dibekali exposure terhadap dunia kerja. Di samping itu, digelar pula kegiatan akademik internasional melalui kegiatan summer course dan winter course bersama fakultas kesehatan yang lain di UGM,” jelasnya.
Agung mengatakan bahwa program ini merupakan sebagian dari bentuk implementasi pendidikan yang mendukung interprofesional education, collaboration, dan networking.
Sementara dari program Profesi Apoteker, Tracer Study Fakultas Farmasi tahun 2019 menunjukkan bahwa keterserapan lulusan di dunia kerja, sebanyak 31,6 persen sudah mendapat pekerjaan sebelum wisuda apoteker. Lalu 68 persen sudah mendapat pekerjaan setelah wisuda.
Jenis pekerjaan yang dituju para apoteker paling banyak adalah industri farmasi 50 persen rumah sakit 12,7 persen, apotek 19,6 persen, dan perguruan tinggi/peneliti sebanyak 7,6 persen.
Untuk mendukung kegiatan akademik, telah dibangun Kanal Pengetahuan Farmasi (KPF) UGM, sebuah unit yang menjadi wadah pengembangan kualitas sumber daya sivitas akademika di bidang videografi, fotografi, dan jurnalistik.
“KPF bertekad menjadi sumber pengetahuan dan informasi yang dibutuhkan para pengguna, untuk meningkatkan pengetahuan di bidang kefarmasian dan kesehatan,” ujar peraih pengghargaa Dosen Berprestasi Peringkat I tingkat Nasional, Kemenristekdikti RI itu.
Di masa pandemi, kata Agung, KPF membantu pelaksanaan web seminar kegiatan akademik yang lain.
Misalnya pembuatan video-video terkait praktikum dan kegiatan lain yang melibatkan pembuatan video.
“Empat kelompok mahasiswa PKM dari Fakultas Farmasi UGM lolos mengikuti PIMNAS tahun 2019 di Universitas Udayana, Bali dan menjadi juara umum,” imbuhnya.
Di bidang SDM dan keuangan, Fakultas Farmasi berkomitmen melakukan rekrutmen staf dan tenaga pengajar yang handal secara online, mengingat banyak staf dan dosen yang sudah memasuki masa pensiun.
“Kami juga berkomitmen meningkatkan kualitas tenaga pengajar, mendorong kuliah lanjut, dan proses kenaikan pangkat. Program ini dimonitor langsung secara online,” jelasnya.
Sedangkan di bagian aset, Fakultas Farmasi membangun gedung baru Adavance Pharmastical Science Learning Center (APSLC). Kemudian membuat peralatan canggih laboratorium menggunakan skema CKIP 567.
“Gedung tersebut diperuntukkan untuk kegiatan penelitian terpadu, ruang kelas dan ruang publik dengan konsep kekinian, administrasi terpadu, mini hospital, CBT center, dan smart auditorium,” tuturnya.
Fakultas juga membangun green house bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk program pengembangan tanaman obat berbasis kearifan lokal.
Selain itu juga mengembangkan konsep smart herbal garden dan smart student corner bekerjasama dengan Bank BNI.
“Bekerja sama dengan alumni, telah dibangun infrastruktur fakultas berupa koridor. Ke depannya kami akan membangun koridor-koridor lagi yang menghubungkan bangunan-bangunan di fakultas,” ujarnya.
Salah satu pencapaian hebat yang telah dilakukan yaitu Majalah Farmasi Indonesia yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi UGM, berhasil terindeks scopus pada 2018. Kata Agung, pada 2020, meraih peringkat kuarto Q3 scimago scopus.
Kemudian di bidang pengabdian masyarakat, KKN yang diikuti mahasiswa Fakultas Farmasi UGM berfokus pada pencegahan dan penanganan Covid-19.
Dari kegiatan ini telah diterbitkan artikel ilmiah di web dan media sosial, produksi hand sanitizer untuk pelayanan kesehatan internal dan masyarakat umum, serta bergabung dengan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi DIY.
Ada juga penyelenggaraan webinar penanganan Covid-19, pemberian bantuan logistik masyarakat terdampak Covid-19, pembelian alat pelindung diri, dan sebagainya.
Untuk memperkuat networking internasional, Fakultas bekerja sama dengan universitas dari berbagai negara.
Antara lain Inggris, Kanada, New Zaeland, Malaysia, AS, Belanda, Jerman, dan Thailand, dalam bidang akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Fakultas Farmasi UGM berkembang juga berkat jasa para alumninya, yaitu KAGAMA Farmasi.”
“Ada pun program yang digelar meliputi kegiatan pengembangan kurikulum, koordinasi materi sofskill dalam kurikulum baru, penguatan networking, peningkatan reputasi alumni, program cinta almamater, beasiswa bagi mahasiswa, dan sebagainya,” pungkasnya. (Kn/-Th)
Sumber : kagama.co