Farmasi UGM – Drs. Masrizal A. Syarief, Apt., mengawali karir profesionalnya di bidang kefarmasian pada tahun 1982, tepat setelah lulus dari pendidikan apoteker di Fakultas Farmasi UGM. Laki-laki kelahiran Payakumbuh, 7 Agustus 1955 tersebut, kini didapuk sebagai Komisaris PT Phapros, Tbk. sejak April 2008 dan petinggi beberapa perusahaan lainnya.
Masrizal memulai karir profesionalnya di PT Kimia Farma pada tahun 1982, sejak setelah lulus dan mendapat gelar apo teker di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Didorong oleh jiwa entrepreneurship yang ia miliki, kemudian Masrizal membuka sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi alat-alat kesehatan pada tahun 1987 bernama PT Graha Ismaya. Tidak hanya itu, masih di tahun yang sama, Masrizal bersama isteri membangun sebuah apotek setelah memutuskan untuk keluar dari PT Kimia Farma, yaitu Apotek Primala Sakti. Dengan dukungan penuh dari isteri dan keluarganya, saat itu Masrizal telah memutuskan untuk menekuni dunia wiraswasta dengan masih berpijak pada bidang keilmuannya, yaitu farmasi.
Bagi Masrizal, menjadi seorang wiraswasta memiliki tantangan tersendiri. “Sebagai wiraswasta, kita dituntut untuk berpikir kreatif dalam melihat peluang”, ungkap Masrizal. Selain itu, sebagai pengusaha juga harus menguatkan diri dalam menjalin jejaring, dan tidak pernah berhenti untuk upgrade ilmu dan pengetahuan terbaru. Saat ini, selain fokus pada apotek dan bisnis distribusi alat kesehatan, Masrizal juga aktif sebagai direktur di PT Graha Teknomedika dan juga sebagai direktur utama PT Rining Prima Putra.
Kesuksesan Masrizal saat ini tidak terlepas dari bagaimana ia membentuk diri dan pola piker saat masih berstatus mahasiswa. Laki-laki yang pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Yogyakarta pada tahun 1976-1981 ini pernah menjadi Ketua Senat Fakultas di UGM dan Majelis Pertimbangan Mahasiswa UGM pada tahun 1978. Berbagai keorganisasian pernah ia ikut, bahkan pada tahun 1982 ia ditunjuk untuk mengikuti pertukaran pemuda ASEAN. Masrizal pun menuturkan bahwa banyak manfaat yang didapatkan saat mengikuti kegiatan-kegiatan keorganisasian. “Selain bisa melatih kemampuan berdiplomasi, kita juga bisa belajar untuk memecahkan berbagai masalah, memahami banyak karakter orang, juga manajemen waktu”, kata Masrizal.
Ia mengingatkan kepada mahasiswa saat ini untuk tidak takut dalam mengekspresikan diri, tentunya dalam hal-hal positif. Mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, serta kegiatan non-akademik lainnya memang diperlukan sebagai ajang menambah wawasan, namun dengan catatan tetap harus bertanggung jawab pada kegiatan perkuliahan masing-masing.
Jiwa berorganisasi nampaknya tidak pernah luntur dari seorang Masrizal. Di tengah kesibukannya sebagai komisaris dan direktur berbagai perusahaan, tercatat ada delapan organisasi yang masih aktif ia ikuti hingga saat ini. Salah satunya sebagai ketua Kagama Farmasi UGM, Presiden Perhimpunan Senior Golfers, dan Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Produsen, serta masih banyak lagi. “Profesi apoteker itu bisa luas, bisa kerja di apoteker, rumah sakit, instansi pendidikan, pemerintahan, bahkan juga bisa jadi pengusaha”, ungkap Masrizal. Sejak menjadi mahasiswa, ada baiknya untuk mengasah keterampilan dalam melihat peluang.
(Humas FA/ Yeny; Foto/sgsoi.com)