Farmasi UGM – Banyaknya toko online yang bermunculan saat ini membawa dampak pada peredaran oban di masyarakat. Masyarakat akan semakin mudah dalam mendapatkan obat resep maupun non-resep. Sayangnya, kemudahan ini tidak tidisertai dengan edukasi yang baik dan benar kepada masyarakat tentang obat itu sendiri. Disinilah peran apoteker tidak dapat digantikan, yaitu memberikan konseling kepada pasien terkait pemberian obat.
Menyadari fenomena ini, tim mahasiswa Farmasi UGM kemudian memilih tema ‘Raising Awarness of Mental Health Issues for a Better Future’dalam keikutsertaannya di Pharmacious 2018 kategori lomba poster publik. Tim yang terdiri dari Endjang Prebawa Tejamukti, Olivia Damayanti, dan Yunda Dewi ini mendeskripsikan tentang penangan dan pencegahan penyakit mental yang timbul akibat efek samping obat melalui poster guna memberikan edukasi pada masyarakat. Dalam lomba kali ini, mereka mengambil studi kasus tentang insomnia.
Melalui poster, mereka juga menceritakan pentingnya konseling yang dilakukan oleh farmasis dalam kaitannya dengan pendistribusian obat kepada konsumen. Seperti yang telah diketahui, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang buruk jika dikonsumsi dengan cara yang tidak sesuai. “Apalagi memang beberapa obat ada yang menimbulkan efek samping insomnia,” jelas Endjang. Untuk itulah, peran farmasis tidak dapat digantikan hanya dengan membaca informasi melalui media internet.
Diakui ketiganya, dalam proses pembuatan materi poster tersebut, tim Farmasi UGM menghadapi beberapa kendala. Terlebih kasus mental health lebih banyak dipelajari di bidang ilmu psikologi. Namun dengan memperbanyak referensi baik melalui diskusi maupun studi literatur, tim Farmasi UGM berhasil membuat poster dengan cukup apik. Terbukti poster tersebut berhasil keluar sebagai Juara 3 di ajang Pharmacious yang diadakan akhik Oktober lalu.
Selain Farmasi UGM, dua tim lainnya yang juga unggul di tiga besar adalah Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya sebagai Juara 1, dan UIN Alaudin Makasar sebagai Juara 2. Mereka patut berbangga karena mereka berhasil menduduki peringkat tiga besar setelah mengalahkan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Jember, Universitas Atma Jaya, Universitas Sanata Dharma, Universitas Islam Indonesia, dan masih banyak lagi. (Humas FA/ Yeny)