Yogyakarta, 21 Oktober 2025 – Dosen sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr.rer.nat. apt. Nanang Fakhrudin, M.Si., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Fitoterapi pada Selasa, 10 Oktober 2025 di Balai Senat, Gedung Pusat UGM.
Dalam upacara pengukuhan tersebut, Prof. Nanang Fakhrudin menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Potensi Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) sebagai Obat Bahan Alam Kardiovaskular Protektif.” Dalam paparannya, beliau menguraikan potensi senyawa bioaktif daun sukun sebagai agen terapeutik alami untuk melindungi sistem kardiovaskular. Penelitian ini berangkat dari data bahwa penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, termasuk di Indonesia, dengan tren peningkatan kasus yang signifikan setiap tahunnya.
Penyakit kardiovaskular yang mencakup gangguan pada jantung dan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner dan arteri perifer umumnya disebabkan oleh penumpukan plak atau sumbatan pada pembuluh darah. Meskipun terapi farmakologis modern seperti obat antiplatelet dan antitrombosit telah banyak digunakan, efek samping seperti risiko perdarahan masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, penelitian Prof. Nanang menyoroti pemanfaatan bahan alam sebagai alternatif terapi yang lebih aman, efektif, dan sesuai dengan kearifan lokal Indonesia.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Nanang menekankan pentingnya pengembangan fitoterapi berbasis bukti ilmiah (evidence-based herbal medicine) yang tidak hanya mendukung pengobatan tradisional, tetapi juga mendorong kemandirian bangsa dalam inovasi obat bahan alam. Melalui pendekatan multidisiplin yang menggabungkan farmakologi, bioteknologi, dan kimia bahan alam, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kandidat obat herbal unggulan untuk pencegahan dan terapi penyakit kardiovaskular.
Pengukuhan ini menjadi tonggak penting bagi Fakultas Farmasi UGM dalam memperkuat posisi akademik dan risetnya di bidang obat bahan alam dan fitoterapi, sekaligus menunjukkan kontribusi nyata universitas dalam mendukung pengembangan sains dan teknologi kesehatan berbasis sumber daya alam Indonesia.
Hal ini juga sejalan dengan upaya Farmasi UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Good Health and Well-being (SDG 3) melalui penelitian untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, Quality Education (SDG 4) melalui penguatan kapasitas akademik dan riset berbasis bukti, serta Industry, Innovation, and Infrastructure (SDG 9) dengan mendorong inovasi dalam pengembangan obat bahan alam yang berdaya saing global.


