Yogyakarta, 16 September 2025 – Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan akademisi dari Dr. Riskina Juwita (Tokyo University of Agriculture), Dr. Rosalia Natalia Seleky (Shimane University), serta perwakilan dari Kepala Seksi Utama Bidang Pengembangan Organisasi Perhutani Doddy Juli Irawan, M.Sc., Cahyo Wisnu Rubiyanto, Ph.D. (Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), dan Dr. Hani Perwitasari (Fakultas Pertanian UGM), serta beberapa mahasiswa Shimane University pada Selasa, 16 September 2025. Kunjungan ini dipimpin oleh Dr. Riskina Juwita (Tokyo University of Agriculture) dan Setyowati Triastuti Utami, Ph.D. (Koordinator Unit Urusan Internasional Fakultas Farmasi UGM), dengan perwakilan dari Fakultas Farmasi yaitu Dr. Djoko Santosa sebagai pakar di bidang obat bahan alam.
Agenda utama kunjungan ini adalah menjajaki peluang kolaborasi riset jamu, mengingat meningkatnya minat dan kebutuhan terhadap bahan herbal Indonesia di Jepang. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah potensi pengembangan rimpang, khususnya kurkumin dari kunyit, yang telah dipatenkan di Jepang dengan manfaatnya dalam mengatasi hangover.
Dr. Riskina Juwita menekankan pentingnya pengembangan penelitian berbasis kekayaan hayati Indonesia agar dapat memberikan manfaat luas, tidak hanya bagi masyarakat dalam negeri tetapi juga bagi kebutuhan kesehatan global. “Tingginya permintaan jamu dari pasar internasional, khususnya Jepang, merupakan peluang strategis untuk mendorong inovasi sekaligus memastikan keberlanjutan sumber daya alam,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Riskina Juwita juga menyoroti pentingnya sinergi antara akademisi, industri, dan pengelola sumber daya dalam memastikan ketersediaan bahan baku jamu secara berkelanjutan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju kerjasama riset jangka panjang yang mampu memperkuat posisi jamu Indonesia di pasar global.
Inisiatif kolaborasi ini juga mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui penelitian berbasis bahan herbal yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat, kegiatan ini sejalan dengan SDG 3, Good Health and Well-being. Upaya pengembangan produk berbasis inovasi lokal dan kerja sama riset lintas negara turut memperkuat SDG 9, Industry, Innovation, and Infrastructure. Sementara itu, kemitraan yang terjalin antara perguruan tinggi, industri, dan pengelola sumber daya alam mencerminkan semangat SDG 17, Partnerships for the Goals, menegaskan pentingnya sinergi global dalam menjawab tantangan kesehatan dan keberlanjutan.
Kunjungan ini diakhiri dengan penegasan komitmen untuk menindaklanjuti diskusi melalui perumusan agenda riset bersama, serta pertukaran mahasiswa dan peneliti. Fakultas Farmasi UGM menyambut baik inisiatif ini sebagai wujud nyata peran perguruan tinggi dalam memperkuat diplomasi di bidang pendidikan dan mendukung pengembangan bioekonomi Indonesia berbasis kearifan lokal.


