Fakultas Farmasi UGM dan BPOM Berkolaborasi Tingkatkan Kompetensi Pengujian Obat dan Makanan

Yogyakarta, 11 Juli 2025 – Dalam upaya untuk menjamin mutu dan keamanan produk obat dan makanan yang beredar di Indonesia, Laboratorium Pengujian Obat dan Makanan di bawah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyelenggarakan “Pelatihan Desain Primer DNA Spesifik Spesies dan Bioinformatika dalam Pengujian Obat dan Makanan”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Meeting, Lantai 6, Gedung APSLC, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dari tanggal 7 hingga 11 Juli 2025.

Pelatihan ini, yang merupakan hasil kolaborasi antara Fakultas Farmasi UGM dan Laboratorium Pengujian Obat dan Makanan, dirancang untuk meningkatkan kemampuan teknis personel laboratorium dalam pengujian berbasis bioteknologi molekuler. Empat perwakilan BPOM mengikuti pelatihan intensif ini, yang mencakup sesi pemaparan materi secara komprehensif dan dilanjutkan dengan praktik laboratorium secara mendalam.

Sebagai laboratorium yang memegang peran krusial dalam pengujian kimia, mikrobiologi, dan biologi molekuler, serta terlibat dalam pengawasan dan investigasi lintas sektor (bersama Kepolisian RI, BNN, BIN, dan lembaga terkait), peningkatan kapasitas personel menjadi sangat vital. Hal ini bertujuan untuk memastikan data pengujian yang dihasilkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, demi melindungi masyarakat dari produk yang beredar.

Materi pelatihan meliputi teori dasar bioteknologi, bioinformatika, dan desain primer DNA spesifik spesies. Peserta juga mendapatkan pelatihan praktis dalam desain primer, analisis kesejajaran, penggunaan aplikasi bioinformatika, serta interpretasi hasil sequencing dan troubleshooting. Pendekatan holistik ini memberikan pemahaman yang komprehensif dari konsep hingga aplikasi praktis.

Secara spesifik, pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang kriteria desain primer DNA untuk amplifikasi target melalui PCR, pemanfaatan alat bioinformatika untuk mengakses sekuens biologis, dan penggunaan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) untuk identifikasi mikroba dalam sampel obat dan makanan.

Pelatihan ini merupakan cerminan sinergi berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kolaborasi antara UGM dan BPOM menjadi contoh nyata implementasi SDG 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang menyatukan kekuatan akademis dan pemerintah. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin keamanan obat dan makanan, yang secara langsung mendukung pencapaian SDG 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Hal ini dicapai melalui penerapan teknologi canggih seperti bioinformatika dan NGS, yang mendorong SDG 9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan meningkatkan kapabilitas riset dan teknologi bangsa. Pada akhirnya, peningkatan kompetensi ini memastikan data pengujian dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data hasil penelitian, sehingga memperkuat BPOM sebagai lembaga publik yang efektif dan akuntabel sesuai amanat SDG 16,  Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.

Dengan selesainya pelatihan ini, diharapkan peserta memiliki keterampilan dan pemahaman yang lebih kuat untuk mendukung tugas laboratorium dalam menjaga keamanan dan mutu produk yang beredar di Indonesia. Peningkatan kompetensi ini juga akan memperkuat landasan ilmiah dalam proses penegakan hukum terkait pengawasan obat dan makanan.

Share this post
Type Keyword to Search