Rabu, 2 Juli 2025 – Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan kunjungan industri ke PT Jamu Borobudur di Semarang. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan mata kuliah Teknologi Ekstraksi serta Implementasi dan Hilirisasi Hasil Penelitian. Tujuan utamanya adalah untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai penerapan proses ekstraksi bahan alam dalam skala industri serta memahami tahapan hilirisasi hasil penelitian menjadi produk obat tradisional yang siap edar. Rombongan yang terdiri dari 32 mahasiswa angkatan 2024 ini didampingi langsung oleh dosen pengampu, Prof. Dr.rer.nat. apt. Triana Hertiani, M.Si., dan diterima secara resmi oleh pihak PT Jamu Borobudur, yaitu Bapak Rachmat Sarwono selaku pemilik perusahaan dan apt. Joko Kawiyanto, M.M. selaku Manajer Operasional.
Pemilihan PT Jamu Borobudur sebagai mitra kunjungan industri didasarkan pada reputasinya sebagai salah satu pelaku industri obat bahan alam ternama yang telah mengadopsi teknologi produksi modern serta memiliki komitmen tinggi terhadap mutu dan pengembangan produk berbasis herbal. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami secara langsung proses produksi yang dimulai dari penerimaan bahan baku simplisia, pemeriksaan mutu awal (quality control), proses sortasi, pencucian, dan pengeringan bahan. Proses dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan mesin skala industri, evaporasi, sterilisasi, pengeringan dengan vacuum belt dryer, hingga pembentukan ekstrak kering dalam bentuk granul atau serbuk halus yang siap digunakan sebagai bahan aktif dalam sediaan obat tradisional.
Dalam sesi kunjungan, mahasiswa juga diperkenalkan pada proses pembuatan sediaan jadi, baik dalam bentuk sediaan pil maupun kapsul. Untuk produk pil, proses yang ditunjukkan mencakup pencampuran bahan, pembentukan massa granul, pencetakan pil, pengeringan, pemolesan (polishing), hingga pengemasan primer. Sementara itu, untuk produk kapsul, mahasiswa menyaksikan proses pengisian serbuk ke dalam cangkang kapsul, pembersihan kapsul (dedusting), sortasi kapsul, dan pengemasan. Seluruh proses tersebut dilakukan sesuai standar industri dan dibedakan berdasarkan klasifikasi ruang produksi, yakni Ruang Kelas I untuk proses produksi dan pengemasan primer, serta Ruang Kelas II untuk pengemasan sekunder, tersier, dan penyimpanan produk jadi. Penjelasan mengenai tata letak ruang dan sistem pengendalian mutu memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya standar kebersihan, efisiensi, dan kepatuhan terhadap regulasi industri obat bahan alam di Indonesia.
Kegiatan ini menjadi semakin bermakna dengan adanya sesi diskusi bersama Bapak Rachmat Sarwono, yang secara langsung membagikan informasi, pengalaman, dan pesan inspiratif mengenai pengelolaan industri jamu, tantangan dalam menjaga konsistensi mutu produk herbal, serta pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan industri. Selain itu, mahasiswa juga memperoleh pemaparan dari tim Research and Development (R&D) dan Quality Control (QC) PT Jamu Borobudur mengenai proses inovasi produk, pengembangan formula, serta tahapan uji mutu dan stabilitas yang menjadi kunci dalam menjamin efektivitas dan keamanan produk jamu yang dihasilkan.
Kegiatan ini tidak hanya relevan secara akademis dan profesional, tetapi juga sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs). Upaya menghasilkan produk herbal yang aman dan bermutu mendukung SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera). Kunjungan ini sendiri merupakan bentuk SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) yang menjembatani teori dengan praktik. Fokus pada teknologi modern, inovasi, dan hilirisasi penelitian sejalan dengan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Lebih lanjut, seluruh kegiatan ini merupakan contoh nyata dari SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), yang menekankan pentingnya kolaborasi efektif antara akademisi dan industri untuk mencapai kemajuan bersama.
Melalui kegiatan kunjungan industri ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan gambaran komprehensif mengenai proses produksi di industri jamu, tetapi juga memperoleh pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman teoritis yang telah dipelajari di kelas. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong mahasiswa untuk lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja, khususnya dalam pengembangan dan hilirisasi produk-produk berbasis herbal yang sesuai dengan standar mutu dan kebutuhan masyarakat.