
Farmasi UGM – Fakultas Farmasi UGM sukses menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Shotgun Metagenomics: Unraveling The Potential of Microbes” pada Rabu (19/2), bertempat di Auditorium lantai 8, Gedung APSLC, Fakultas Farmasi UGM. Kuliah tamu ini menghadirkan Nurina Indirayati, Field Application Specialist di Genetica Science, yang memberikan kuliah tamu mengenai teknologi Shotgun Metagenomics dan aplikasinya dalam menggali potensi mikroba yang ada di lingkungan.
Dalam kuliah tamu tersebut, Nurina menjelaskan dengan rinci apa itu Shotgun Metagenomics, yang merupakan metode yang memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi seluruh komunitas mikroba dalam sampel lingkungan tanpa perlu mebiakkannya terlebih dahulu. Nurina juga memaparkan secara komprehensif mengenai alur kerja dari teknik ini, mulai dari pengambilan sampel hingga proses analisis data genom yang kompleks, sehingga meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang keberagaman mikroba dan potensinya.
Nurina mengungkapkan berbagai aplikasi dari Shotgun Metagenomics yang sangat relevan di bidang kesehatan, lingkungan, pertanian, dan bioteknologi. Kuliah tamu ini juga membahas pentingnya teknologi ini dalam menghadapi tantangan global di masa depan, seperti resistensi antibiotik dan pemeliharaan keberlanjutan lingkungan. Selain itu, Nurina juga mengajak peserta untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan Shotgun Metagenomics, baik dari segi teknis maupun etika, agar dapat memperoleh hasil yang optimal dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selain bertujuan untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa di Fakultas Farmasi UGM, kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan berkualitas). Melalui kuliah tamu ini, peluang kolaborasi antara dunia akademik dan industri (SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dalam pengembangan penelitian mikrobiologi dan bioteknologi dapat terwujud. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan memberikan wawasan mengenai peran mikroba dalam pemulihan ekosistem dan pengelolaan keberlanjutan lingkungan, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Selain itu, kuliah tamu ini sejalan dengan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), karena teknologi ini membuka peluang untuk inovasi dalam industri bioteknologi dan pengembangan produk berbasis mikroba yang lebih ramah lingkungan. (Rara/ HumasFA)