Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, M.Si yang membuka acara webinar purna tugas sekaligus membuka rangkaian kegiatan Lustrum XV dan Reuni X Farmasi UGM yang mengambil tema “Tantangan di Pandemi Covid-19 Dalam Penguatan Utilitas Sumber Daya Riset dan Kerjasama Pentaheliks”. Beliau menyampaikan adanya rangkaian kegiatan yang akan diselenggarakan untuk memperingati Lustrum Fakultas Farmasi seperti conference international, seminar tematik, workshop, pengabdian masyarakat, reuni, alumni award, lomba-lomba, farmasi expo dan Pharmaceutical and Health Care Virtual Summit 2021. Dalam sambutannya tersebut, beliau juga menyampaikan rasa terimakasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada ketiga Guru Besar Fakultas Farmasi yang akan menjalani masa Purna Tugas.
Webinar yang selenggarakan kali ini mengambil tema “Deteksi Molekuler Virus dan Pengembangan serta Uji Klinik Obat Antivirus dalam Memutus Penyebaran COVID-19”. Adapun untuk narasumber yang dihadirkan dalam webinar tersebut adalah dr. Riris Andono Ahmad, MD. MPH. Ph.D dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, dan ketiga Guru Besar Fakultas Farmasi yang akan menjalani masa purna tugas yaitu Prof. Dr. apt. Sismindari, SU, Prof. Dr. apt. Kuswandi, SU., M.Phil, dan Prof. Dr. apt. Djoko Wahyono, SU.
Dalam materi yang disampaikan pada webinar tersebut, epidemiolog UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MD. MPH. Ph.D menyampaikan bahwa penularan Covid-19 terus terjadi karena populasi belum memiliki kekebalan. Selain itu, mobilitas tinggi semakin meningkatkan penularan Covid-19. Riris menyampaikan saat ini pemerintah menerapkan strategi pengendalian Covid-19 antara lain melalui penerapan 3 M, 3T, PSBB, serta vaksinasi. Terkait vaksinasi ini ia menyebutkan jika vaksin merupakan teknologi yang potensial untuk menurunkan angka penularan Covid-19. “Vaksin ini tidak lantas menghentikan pandemi, tetapi vaksin sangat efektif untuk menurunkan jumlah kasus baru, angka kesakitan, dan angka kematian,” terangnya.
Selain itu, Guru besar Fakultas Farmasi, Prof. Dr. Apt., Sismindari, SU., juga menguraikan tentang pengembangan deteksi molekular SARS Cov-2. Ia menjelaskan ada dua cara identifikasi molekul spesifik virus atau yang ada di dalam host akibat infeksi. Pertama, dilakukan pada level protein seperti tes antibodi dan antigen yang dirancang mendeteksi protein SARS Cov-2 yang dihasilkan oleh virus yang bereplikasi dalam tubuh seseorang yang terinfeksi. Kedua, deteksi pada level asam nukleat baik RNA maupun DNA.
Pada webinar sesi kedua, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM lainnya, Prof. Dr. Apt. Djoko Wahyono, SU., menyampaikan bahwa hingga kini belum ada obat antivirus spesifik yang terbukti efektif dan secara resmi direkomendasikan untuk virus Covid-19. Sebagian besar obat yang digunakan dalam uji klinik Covid-19 merupakan drug repurposing atau memakai obat yang sudah ada untuk indikasi lain sebagai terapi Covid-19. Ia menyampaikan saat ini belum ada obat antivirus Covid-19 baru yang telah mendapat persetujuan dari badan otoritas obat negara, termasuk BPOM Indonesia. Obat yang digunakan dalam terapi Covid-19 menggunakan obat yang telah ada dengan Emergency Use Authorization (EUA) mempertimbangkan kondisi darurat dan belum ada obat yang tersedia. Beberapa obat yang telah ada sebelumnya dan digunakan dalam terapi Covid-19 antara lain chloroquine/hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir, ribavirin, oseltamivir, umifenovir, remdesivir, serta favipavir (avigan).
Sementara Pakar Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Apt. Kuswandi,SU., M.Phil., menyampaikan paparan terkait potensi tanaman sebagai sumber pengembangan sintesis obat antivirus. Ia mengatakan jika Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup berlimpah. Bahkan, menjadi negara dengan biodiversitas terbesar kedua dunia setelah Brazil. “Indonesia kaya raya akan kekayaan alam, ada 940 spesies tanaman obat di hutan kita,” jelasnya.
Meskipun memiliki banyak spesies tanaman obat, menurut Kuswandi hingga saat ini Indonesia masih mendatangkan bahan baku obat dengan impor dari negara lain. Sementara potensi yang dimiliki cukup besar sehingga peluang pengembangan obat dengan memakai bahan baku tanaman lokal sangat terbuka lebar, tambahnya.
Pada akhir kegiatan tersebut, dilaksanakan post test dan sesi foto bersama. Dengan berakhirnya acara Webinar Purna Tugas Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan Pembukaan Rangkaian Acara Lustrum ke XV dan Reuni ke X Fakultas Farmasi UGM, maka kegiatan Lustrum ke XV dan Reuni ke X Fakultas Farmasi UGM telah resmi dibuka dan Agung berharap semua pihak dapat berpartisipasi untuk memeriahkan rangkaian acara lustrum sampai dengan puncak acara yang akan digelar pada tanggal 27 September 2021. (Humas UGM)
Sumber: Portal UGM