Fakultas Farmasi UGM kembali menyelenggarakan International Conference on Pharmacy and Advanced Pharmaceutical Sciences (ICPAPS) yang menghadirkan peneliti, akademisi, praktisi serta pengambil kebijakan di bidang farmasi.
“Pertemuan ini menyediakan kesempatan bagi semua orang yang memiliki perhatian kepada perkembangan terbaru di bidang farmasi. Peserta didorong untuk berdiskusi dengan pembicara terkemuka yang kami undang dan membangun kolaborasi di waktu mendatang,” ujar Dekan Farmasi, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si., Apt., dalam acara pembukaan ICPAPS, Rabu (1/11) di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.
Agung menjelaskan, Indonesia memiliki biodiversitas terbesar kedua di dunia setelah Brazil sehingga cukup menarik untuk fokus kepada penemuan dan pengembangan obat dari tanaman obat tradisional dan obat sintetis untuk kemudian memilih yang paling potensial.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah memodifikasi struktur senyawa utama untuk menyediakan senyawa baru dengan efek farmakologis yang lebih baik dan untuk memformulasikan obat ke dalam produk obat-obatan yang lebih baik.
“Karena itu, ICPAPS 2017 dirancang untuk menggarisbawahi topik global trend in pharmacy anf pharmaceutical research for better future,” imbuhnya.
Dalam pidato kuncinya, Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kementian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng., menyatakan bahwa masih banyak aspek dalam bidang farmasi yang bisa dieksplorasi. Untuk memajukan riset dan inovasi di bidang ini, selain diperlukan teknologi yang mutakhir, juga diperlukan sumber daya manusia yang kompeten.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, serta industri. Kerja sama ini diperlukan agar temuan serta inovasi yang dihasilkan para peneliti dapat diwujudkan ke dalam produk komersial yang dibutuhkan masyarakat.
“Saya harap penelitian yang ada bisa dihilirkan ke industri, tidak hanya menjadi jurnal. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan industri,” ujar Agus.
Selain Agus, pembicara di dalam konferensi ini meliputi pakar-pakar dalam berbagai topik seputar ilmu farmasi, di antaranya Prof. Dr. Nico Vermeulen dari Vrije Universiteit yang akan membahas topik translational drug safety sciences, Prof. Dr. Hubertus Irth dari Universiteit Leiden yang membahas novel developments of bioanalytical technologies in drug discovery, serta Prof. Dr. Pauline Norris dari Otago University New Zealand yang berbicara mengenai challenges in accessing medicines.
“Dengan kehadiran para pembicara yang berkualitas, saya harap dapat melihat debat, diskusi, dan yang terpenting sebuah hasil yang merepresentasikan aksi bersama yang disatukan dengan kebenaran ilmiah,” tutur Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Konferensi internasional ini diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UGM bekerja sama dengan Vrije Universiteit the Netherlands, Universiteit Leiden the Netherlands, Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Japan, Cyberjaya University College of Medical Sciences Malaysia, serta Timmerman Award.
Timmerman Award sendiri merupakan agenda yang dirancang oleh PERAKMI sebagai pengakuan untuk ilmuwan muda yang bekerja di bidang kimia medis dan telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada kemajuan ilmu tersebut di Indonesia. (Humas UGM/Gloria