Universitas Gadjah Mada menduduki peringkat 19 perguruan tinggi di Asia berdasarkan penilaian dari lembaga pemeringkat 4 International Colleges & Universities (4ICU) tahun 2020. Selain UGM, 18 perguruan tinggi Indonesia lainnya juga masuk dalam jajaran 200 besar Perguruan Tinggi di Asia. Sementara di tanah air, UGM menempati posisi pertama.
“Hasil ini menjadi penyemangat selama situasi pandemi, di mana pembelajaran mahasiswa dilakukan secara daring,” ucap Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) UGM, Widyawan, Ph.D., Selasa (11/8).
4ICU merupakan lembaga pemeringkatan universitas global yang mengukur keberadaan digital dan popularitas berdasarkan jumlah trafik web, kepercayaan terhadap konten dan popularitas dari tautan web.
Ia menyampaikan, pemeringkatan tersebut merupakan apresiasi dari lembaga pemeringkat internasional atas hasil kerja keras sivitas akademika UGM dalam memanfaatkan teknologi informasi di bidang pendidikan, pengajaran dan riset.
“Peran IT semakin strategis, ranking ini menunjukkan pengakuan dunia internasional terhadap adopsi digital di UGM,” terangnya.
Di masa pandemi Covid-19, UGM memang lebih banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatan perkuliahan, pengabdian, serta aktivitas lainnya. Sejak Maret lalu, UGM menerapkan proses belajar secara daring, yang juga masih akan berlangsung memasuki semester ganjil Tahun Ajaran 2020/2021.
Namun, pemanfaatan sistem pembelajaran daring di UGM sendiri bukan baru tahun ini diterapkan. Sebelum merebaknya pandemi Covid-19 UGM telah memiliki fasilitas sistem pembelajaran daring di antaranya berupa elok.ugm.ac.id dan elisa.ugm.ac.id serta simaster.ugm.ac.id. untuk administrasi akademik.
Di samping itu, setiap fakultas dan sekolah di UGM juga telah memiliki satuan tugas yang bertanggung jawab dalam mendukung pengembangan proses pembelajaran secara daring.
Widyawan mengungkapkan, pengakuan yang diberikan kepada UGM melalui hasil pemeringkatan ini dapat diraih berkat berbagai pengembangan yang terus dilakukan UGM baik dari segi infrastruktur teknologi informasi maupun kualitas konten-konten digital.
“Faktor yang berkontribusi adalah infrastruktur IT di UGM, kualitas konten digital dan kepercayaan orang luar terhadap konten sehingga banyak di akses dan direferensi,” ucapnya.
Penulis: Gloria
Sumber : Portal UGM