Kuala Lumpur, Malaysia – Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi profesional mahasiswa, Program Magister Manajemen Farmasi (MMF) Universitas Gadjah Mada berhasil menyelenggarakan program magang internasional. Tahun 2024 ini, magang diadakan di Fakultas Farmasi Universiti Malaya dan Universiti Malaya Medical Centre (UMMC) di Kuala Lumpur, Malaysia dari 15 hingga 19 Juli 2024. Program ini melibatkan enam mahasiswa perwakilan dari program Magister Manajemen Farmasi UGM: Ferina Septiani Damanik, Ni Putu Vyra Gynanti Putri, I Kadek Suardina, Raihana Nurul Izzah, Jane Rochmanov, dan Primo Bittaqwa. Para mahasiswa ini dipilih untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam memahami dan menerapkan konsep manajemen farmasi di lingkungan nyata.
Program magang ini merupakan bagian dari Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami dan menerapkan konsep manajemen farmasi di lingkungan nyata. Dengan memadukan soft skills dan hard skills yang diperoleh selama perkuliahan, para mahasiswa diharapkan mampu mengevaluasi secara kritis dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kebijakan dan praktik di sektor farmasi dan kesehatan.
Dr. Raja Ahsan Aftab, yang menjabat sebagai Kepala Departemen Farmasi Klinis dan Praktis di Universiti Malaya, berperan penting sebagai pembimbing program magang ini. Dalam sambutannya, Dr. Aftab menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan mahasiswa UGM dalam program ini. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara kedua Universitas, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi para peserta tentang penerapan praktis manajemen farmasi dalam dunia nyata.”
Selama magang, para peserta menjalani pengalaman pendidikan komprehensif selama 40 jam, yang mencakup beragam metode pembelajaran: kuliah di kelas yang dipimpin oleh Ibu Wong Yin Yen (Apoteker senior di UMMC), kunjungan fakultas yang diawasi oleh Ibu Syireen Alwi, kunjungan rumah sakit ke UMMC yang diawasi oleh Ibu Mary Lee Hong-Gee, dan studi kasus yang diawasi oleh Dr. Raja Ahsan Aftab. Kuliah tatap muka mencakup topik Sistem Informasi Obat, Manajemen Formularium Obat dan Sistem Penyimpanan Obat, dengan penekanan pada pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi manajemen obat dalam lingkungan layanan kesehatan. Studi kasus difokuskan pada dua topik: (1) Dampak kemajuan teknologi terhadap manajemen penyimpanan obat dan (2) Strategi untuk manajemen formularium yang efektif. Pada hari terakhir program, peserta memaparkan hasil studi kasus selama jalannya program, yang sekaligus menjadi upacara penutupan magang.
Program magang diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta, khususnya dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, sistematis, dan inovatif, sejalan dengan implementasi SDG Nomor 4 (Pendidikan yang berkualitas). Kolaborasi antara kedua Universitas ini juga merupakan implementasi SDG No. 17 (Kemitraan dalam mencapai tujuan). Lebih jauh, hasil dari program ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan solusi yang relevan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam manajemen kefarmasian. Dengan keberhasilan penyelesaian magang ini, Fakultas Farmasi UGM menegaskan kembali komitmennya untuk menyediakan pendidikan yang unggul dalam ketelitian akademis dan relevansi praktis. (Ferina/MMF UGM)