Farmasi UGM – Perwakilan HISFARKESMAS nasional sempatkan kunjungi Farmasi UGM dan beri sosialisasi tentang peran Apoteker Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan pada 14 Januari 2019 tersebut mendapat sambutan yang baik dari para mahasiswa Farmasi UGM. Bagi mahasiswa Farmasi, khususnya Program Studi Profesi Apoteker, informasi tersebut sangatlah penting. Mengingat setelah menyelesaikan pendidikan keprofesian, mahasiswa sudah harus siap untuk terjun ke masyarakat sebagai tenaga kesehatan, maka dari itu pengetahuan semacam ini dirasa penting sebagai gambaran pekerjaan apoteker kelak.
Ada 5 orang yang mewakili HISFARKESMAS dalam kegiatan tersebut. Indri Mulyani Bunyamin, S.Farm, Apt., selaku Ketua Hisfarkesmas dan perwakilan Puskesmas Kembangan Jakarta Barat, serta Helen Widaya, S.Farm., Apt., yang merupakan Apoteker Puskesmas Kurai Taji Pariaman. Sedang dari Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman diwakili oleh Chrisna Wardani, S.F., Apt., dan dari Puskesmas Nawangsari Kabupaten Musiwaras Sematera Selatan diwakili Meliasi Nora Pratamarta, S.Farm., Apt, serta ada pula wakil dari Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin, yaitu Maria Ulfah, M.M., Apt.
Dalam kesempatan tersebut, Indri turut menyampaikan tentang mendesaknya kebutuhan Apoteker Puskesmas di Indonesia saat ini. Terlebih dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, keberadaan Apoteker menjadi aspek yang sangat penting atas mobilisasi obat hingga ke tangan pasien Puskesmas. “Sayangnya, baru 10% dari sekitar sembilan ribu Puskesmas yang memiliki apoteker,” ungkap Indri.
Senada dengan hal tersebut, Maria juga menceritakan banyak pengalamannya ketika melakukan pengabdian masyarakat di wilayah-wilayah terpencil dengan akses transportasi yang cukup sulit. Faktanya, fasilitas-fasilitas kesehatan di tempat-tempat tersebut masih jauh dari ideal. Tidak hanya kurangnya stok obat saja, namun juga tidak adanya tenaga apoteker menjadi permasalahan yang serius. Penggunaan obat-obatan pun menjadi tidak terkontrol. “Peran apoteker sangat dibutuhkan untuk memberi edukasi pada masyarakat terkait penggunaan obat-obatan,” kata Maria.
Keberadaan tenaga kefarmasian di seluruh Puskesmas yang ada di Indonesia sudah sepatutnya untuk menjadi perhatian bersama. Terlebih sebagai tenaga kesehatan yang telah berkomitmen untuk turut serta mengabdikan diri kepda masyarakat. Sosialisasi ini berlangsung sekitar 2 jam dengan diakhiri dengan perenggangan bersama untuk menciptakan kekompakan diantara calon apoteker muda. (Humas FA/ Yeny P)