Farmasi UGM – Arief Adi Nugroho, Candra Adianto, dan Mohamad Alfian Hilmi Aziezi berhasil mendapatkan Juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah berskala nasional dalam rangka memperingati Dies Natalies Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata pada 19 -20 Oktober 2019. Candra, Arief, dan Alfian mengangkat karya tulis berjudul ‘Gentasom: Potensi Isolat Tempe Terenkapsulasi Aptosom (Aptamer-Conjugated Nanoliposome) Sebagai Inovasi Agen Terapi Tertarget pada Kanker Payudara’.
Dalam karya tersebut, mereka menjelaskan tentang pemanfaatan produk lokal indonesia untuk mengatasi zero hunger atau good health and well being. Hal ini didasarkan setelah melihat fenomena kasus kanker yang terus meningkat dan menjadi pembunuh nomor dua di dunia termasuk kanker payudara yang merupakan penyebab kematian nomor 1 pada kalangan wanita. Bahkan 1 dari 8 wanita menderita breast cancer. Ditambah lagi, kanker termasuk ke dalam permasalahan (non comunicable disease) yang harus diturunkan kasusnya sebesar 25% sesuai tujuan no. 3 Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu good health and well being.
Disisi lain, agen kemoterapi yang dianggap cost effective, memiliki kelemahan yang sangat berat seperti multi drug resistance, off target, efek samping berat dan bahkan kematian akibat efek samping kemoterapi. “Oleh karenanya kami berinovasi dengan memanfaatkan produk lokal indonesia yang melimpah yaitu tempe”, ungkap Candra. Tempe merupakan bahan pangan yang mengandung senyawa genistein sebagai antikanker dan lesitin sebagai bahan baku drug delivery system yakni nanoliposome. Ditambah lagi, genistein terkandung lebih banyak di dalam tempe dibandingkan kedelai (sebagai bahan bakunya) hingga 2x lipat karena senyawa genistin (glikosida genistin) mengalami hidrolisis.
Saat ini, pendekatan teknologi terapi untuk kanker yaitu targeted therapy seperti drug delivery system: Nanoliposom terkonjugasi aptamer (Aptosom) dengan keunggulan melindungi zat aktif, tertarget spesifik, meningkatkan bioavaibilitas. Nantinya, Isolat tempe berupa genistein akan dienkapsulasi ke dalam aptosom dengan brand ‘Gentasom’. Kemudian, akan diberikan secara sistemik sehingga akan beraksi spesifik pada kanker payudara. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita dan dapat dikembangkan lebih lanjut. (Humas FA/ Yeny)