Yogyakarta, 10 Juni 2025 – Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi strategis dengan Paniradya Kaistimewan DIY. Kali ini, fokus diberikan pada pengembangan budidaya tanaman pegagan (Centella asiatica) di Kalurahan Sidoharjo, Kulonprogo, sebagai bagian dari program Desa Prima dan PKK yang didampingi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan DIY. Inisiatif ini tidak hanya mengoptimalkan potensi pertanian lokal, tetapi juga secara signifikan memberdayakan perempuan produktif di pedesaan.
Lurah Sidoharjo, Umami, menegaskan bahwa Kalurahan Sidoharjo memiliki potensi pertanian yang besar, didukung oleh banyaknya kelompok perempuan yang aktif di Desa Prima dan PKK. Potensi ini, ditambah dengan daya tarik wisata seperti Embung Canggal yang menjadi fondasi kuat untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Inisiatif budidaya pegagan organik ini secara konkret memberikan kontribusi multi-aspek terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Pertama, program ini secara langsung mendukung SDG 5 tentang Kesetaraan Gender karena membuka peluang ekonomi dan meningkatkan kapasitas perempuan di pedesaan, menjadikan mereka aktor kunci dalam pembangunan lokal. Kedua, melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan dari pemanfaatan potensi pegagan, program ini secara signifikan mendorong SDG 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Inisiatif ini juga mencerminkan semangat pelestarian lingkungan daratan yang berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan dalam SDG 15 tentang Kehidupan di Daratan.
Selain itu, dengan mendorong inovasi dalam praktik budidaya tanaman obat dan potensi pengembangannya menjadi produk bernilai tambah, inisiatif ini turut memperkuat SDG 9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Terakhir, pengembangan pegagan yang kaya khasiat kesehatan ini, mulai dari meningkatkan daya ingat, membantu pemulihan pasien stroke, hingga sebagai imunostimulan untuk anak-anak, bahkan manfaatnya untuk kecantikan seperti melindungi kulit dari sinar UV, secara langsung selaras dengan tujuan SDG 3 tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Dr. Djoko Santosa S.Si, M.Si, Dosen Fakultas Farmasi UGM, bahkan menyatakan, “Indonesia dianugerahi pegagan atau regedek ini sebagai pengganti Ginkgo biloba. Karena pegagan ini dikonsumsi oleh manusia dan juga berkhasiat untuk kesehatan, maka budidayanya harus dilakukan secara organik,”.
Potensi besar tanaman pegagan dan dampaknya terhadap masyarakat juga menjadi topik sentral dalam Podcast Rembag Kaistimewan yang diselenggarakan oleh Paniradya Kaistimewan DIY. Acara yang didanai Dana Keistimewaan (Danais) ini digelar di Pendapa Gedung Paniradya Kaistimewan DIY, Kompleks Kantor Gubernur DIY, pada Kamis (5/6), dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Paniradya Kaistimewan DIY dengan tujuan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Podcast Rembag Kaistimewan menghadirkan narasumber-narasumber terkemuka, yaitu Aris Eko Nugroho S.P, M.Si (Paniradya Pati Kaistimewan DIY), GKBRAA Paku Alam (Wakil Ketua TP PKK DIY), dan Dr. Djoko Santosa S.Si, M.Si (Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada). Diskusi yang dipandu oleh host Febri Setiawan dan co-host Pak Radji ini mengupas tuntas khasiat pegagan serta peran krusial perempuan dalam pengembangannya. Acara semakin semarak dengan penampilan Sekar Wilasita dan 03 Production. Para peserta daring yang dikenal sebagai “Sahabat Istimewa” juga berkesempatan mendapatkan e-sertifikat gratis dari Corporate University Paniradya Kaistimewan dengan mengisi formulir di kolom chat kanal YouTube Paniradya.
“Inisiatif budidaya pegagan di Sidoharjo ini tidak hanya tentang potensi tanaman itu sendiri, melainkan juga tentang bagaimana kita dapat membangun ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, khususnya bagi perempuan. Ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan cita-cita Keistimewaan DIY yang berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat,” tutur perwakilan Paniradya Kaistimewan DIY.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat, budidaya pegagan di Kalurahan Sidoharjo diharapkan dapat menjadi model pengembangan ekonomi lokal berbasis potensi alam dan pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.