Memasuki usia ke-71, Fakultas Farmasi UGM terus berupaya menjadi teladan bagi instansi-instansi kefarmasian dengan melakukan berbagai perbaikan. Meski telah mencetak banyak sarjana dan prestasi, Fakultas Farmasi UGM terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan maupun administrasi.
Oleh karena itu, di tahun akademik 2017/2018 yang menjadi awal pemberlakuan kurikulum 2017, untuk program studi S1 mulai diberlakukan pendidikan berbasis capaian pembelajaran (Learning Outcomes) yang bermuara pada profesi apoteker. Kurikulum tersebut bercirikan integrasi soft skills yang sangat kental sebagai bentuk pembaruan metode pembelajaran dan assesment.
Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, M.Si., Apt., mengatakan kurikulum baru yang juga mengintegrasikan kegiatan ekstrakurikuler ke dalam kurikulum dengan muatan 4 sks, paparan kompetensi global 7 sks dalam bentuk kegiatan kokurikuler yang terbagi dalam tujuh semester. Meliputi character building, english communication, skills, english for pharmacy, ethics and leadership, professionalism, public speaking dan socio-enterpreunership, serta 4 sks yang mendukung interprofesional education dalam bentuk mata kuliah lintas disiplin.
“Kurikulum 2017 didesain untuk mendukung student mobility sebagai upaya pengayaan kompetensi global mahasiswa. Kebijakan kurikulum tersebut selaras dengan Peraturan Rektor UGM No. 16 Tahun 2016, tentang Kerangka Dasar Kurikulum serta Standar Akademik Universitas”, kata dekan, di Auditorium Fakultas Farmasi UGM, Rabu (27/9) saat peringat puncak Dies ke-71.
Menurut Dekan, tahun 2017 menjadi tahun optimalisasi pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam pelaksanaan akademik di seluruh program studi. Menyusul prodi-prodi lain di lingkungan Fakultas Farmasi UGM, saat ini prodi S1 telah memiliki website dengan berbagai form dan informasi terkait akademik dan kemahasiswaan.
Beberapa perkuliahan pun telah memanfaatkan fasilitas e-learning dalam proses pembelajaran yang berlangsung interaktif. Demikian pula, beberapa ujian dan tugas akhir yang melibatkan penguji atau pembimbing dari luar negeri dapat terselenggara dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang tersedia.
Selanjutnya, guna mendukung dan meningkatkan tingkat kelulusan apoteker, Fakultas Farmasi UGM menyiapkan laboratorium komputer untuk Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) yang berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT). Laboratorium CBT dengan kapasitas 80 ini merupakan salah satu diantara sedikit laboratorium CBT yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia.
“Kedepan, kita juga harus menyiapkan fasilitas dan sarana-sarana untuk mendukung ujian OSCE bagi mahasiswa-mahasiswa profesi apoteker. Sementara dalam pengembangan aset, Fakultas Farmasi UGM terpilih menjadi salah satu penerima bantuan dari JICA Jepang tahun 2018-2021. Bantuan tersebut dialokasikan untuk peremajaan gedung-gedung dan fasilitas pembelajaran serta Advanced Pharmaceutical Science Laboratory,” ungkapnya dalam laporan tahunan.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., yang hadir dalam acara tersebut berharap di usianya yang semakin mapan Fakultas Farmasi akan lebih banyak berkontribusi kepada bangsa dan UGM. Rektor merasa bangga dengan berbagai prestasi yang diraih Fakultas Farmasi UGM selama ini.
“Kami bangga dengan prestasi-prestasi yang telah dicapai dan kontribusinya bagi visi-misi UGM karena tanpa dukungan prestasi-prestasi fakultas, tidak akan mungkin UGM bisa menggapai prestasi yang luar biasa,” katanya.
Rektor bersyukur dengan dukungan Fakultas Farmasi dan fakultas-fakultas lain, di tahun 2017 ini UGM dinyatakan sebagai universitas terbaik di Indonesia. Bahkan, bersama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia masuk sebagai 500 Perguruan Tinggi terbaik dunia.
“Kemarin ketika diumumkan oleh Times Hingher Education, di awal bulan ini hanya tiga universitas UGM, ITB dan UI yang masuk kelompok itu,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung).