Bogor, 23 Oktober 2024 – Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr.rer.nat. apt. Nanang Fakhrudin, M.Si., menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan International Conference on Blue Economy and Techno-Socio-Environmental Innovation (INFLECTION 2024) yang diselenggarakan di IPB University pada 23-25 Oktober 2024. Kegiatan ini mengusung tema “Sustainable in Blue Economy” yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya laut dan inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
Dalam keynote speech-nya, Dr.rer.nat. Nanang membahas peran penting bidang farmasi dalam mendukung ekonomi biru melalui riset dan inovasi yang berkelanjutan. Ia menekankan bagaimana penelitian terkait produk dan layanan kesehatan yang ramah lingkungan di lingkungan perguruan tinggi dapat berkontribusi pada pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif bagi ekosistem, sejalan dengan pencapaian SDG nomor 4 (quality education).
Dalam kesempatan yang lain, Prof. Dr. apt. Erna Prawita Setyowati, M.Si., yang juga merupakan Dosen di Fakultas Farmasi UGM berkesempatan menjadi invited speaker dalam kegiatan ini. Prof. Erna menyampaikan topik terkait “Marine Sponges as Promising Source for Drug Development”. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan potensi spons laut sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam pengembangan obat. Presentasi Prof. Erna tersebut sangat relevan dengan pencapaian SDG nomor 9 (industry, innovation and infrastructure) dan SDG nomor 14 (life below water). Dengan meneliti potensi spons laut sebagai sumber senyawa obat, peneliti tidak hanya berkontribusi pada kemajuan ilmiah dan teknologi, tetapi juga membantu melindungi ekosistem laut dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Kehadiran Dr.rer.nat. Nanang dan Prof. Erna dalam konferensi ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mengenai potensi sumber daya laut dalam bidang farmasi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi antara akademisi dan industri dalam mengembangkan inovasi berbasis alam yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia dan ekosistem, sejalan dengan pencapaian SDG nomor 3 (good health and well-being) dan SDG nomor 17 (partnership for the goals). Disisi lain, dengan mengeksplorasi spons laut sebagai sumber senyawa obat, hal ini juga mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara efisien dan bertanggung jawab dengan memastikan bahwa pengambilan sumber daya laut dilakukan dengan cara yang tidak merusak ekosistem, sejalan dengan SDG nomor 12 (responsible consumption and production). (Fathul/HumasFA)
SDGs nomor 3, 4, 9, 12, 14 dan 17