Farmasi UGM – PCC adalah suatu perlombaan di bidang konseling yang merupakan salah satu sarana untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang patient care. PCC diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian acara PHARMACOPE UNS 2024. PHARMACOPE merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Sebelas Maret. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah pengembangan diri dan sebagai bentuk persiapan mengikuti kompetisi atau perlombaan lain yang sejenis. Kegiatan PCC terdiri dari 3 babak yaitu 2 babak penyisihan dalam bentuk tertulis secara daring dan babak final dalam bentuk PCE (Patient Counseling Event) secara luring yang terdiri dari 5 peserta dengan nilai tertinggi pada babak penyisihan.
Mahasiswa fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada juga turut berpartisipasi di dalam kegiatan ini. Delegasi dari UGM adalah I Putu Mas Esa Mahendra (A-2022), Nabila Fahrida Rahma (A-2022), dan Sekar Ayu Kusumawardani (B-2022) yang berhasil lolos sebagai finalis lima besar. Adapun tema yang diangkat dalam lomba PCC ini adalah Neurological Disease. Sebagai finalis, Esa, Nabila, dan Sekar menghadiri final yang diadakan pada tanggal 27 Juli 2024 di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, untuk berkompetisi dengan finalis lima besar lainnya. Adapun hasil yang diperoleh delegasi UGM adalah juara 3 PCC atas nama I Putu Mas Esa Mahendra dan juara 2 atas nama Sekar Ayu Kusumawardani
Terdapat tiga poin dari Nine-star of Pharmacist Plus yang dapat delegasi UGM terapkan dalam perlombaan ini, yaitu communicator, researcher, dan long-life learner. Melalui kompetisi ini, diharapkan mahasiswa farmasi UGM dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas diri dalam bidang pelayanan farmasi. Dengan ini diharapkan peran apoteker di masa depan dalam mewujudkan pelayanan farmasi yang berorientasi kepada pasien semakin meningkat.
Keberhasilan Esa dalam kompetisi ini sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3 tentang kesehatan dan kesejahteraan yang mencakup peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, SDG 10 yang berkaitan dengan berkurangnya kesenjangan, serta SDG 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan meningkatkan kemampuan konseling dan pengetahuan tentang penyakit, mahasiswa farmasi dapat berkontribusi dalam menyediakan layanan yang lebih baik bagi pasien. Selain itu, dengan pelatihan dan kompetisi semacam ini, mereka juga berkontribusi pada pengembangan pendidikan yang berkualitas di bidang kesehatan.
SDGs nomor 3, 4, dan 10