Defisiensi vitamin D masih menjadi salah satu persoalan yang mengintai anak-anak di Indonesia. Kekurangan vitamin D ini dapat menghambat pertumbuhan dan memicu penyakit tulang serta mendorong munculnya sejumlah penyakit tidak menular, seperti imunitas, penyakit genetik, serta persoalan hati dan ginjal.
Sumber vitamin D terbaik bisa didapatkan dari sinar matahari. Namun, perubahan pola hidup telah menjadikan kesempatan anak mendapatkan paparan sinar matahari menjadi sangat terbatas.
“Anak-anak sekolah dari pagi dan pulang sore sehingga waktu anak-anak mendapatkan paparan sinar matahari menurun,” kata Dr.rer.nat. Ronny Martien, M.Si., peneliti Fakultas Farmasi UGM, belum lama ini saat Ritech Expo 2019 di Denpasar.