World No Tobacco Day (WNTD) atau Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia, merupakan hari kesehatan internasional yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) untuk diperingati setiap tanggal 31 Mei. Dalam rangka menyambut dan memperingati WNTD 2017, mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) Komisariat Universitas Ahmad Dahlan (UAD), JMKI Komisariat Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEM KMFA) UGM, serta BEM Fakultas Farmasi (FF) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta menggelar beberapa rangkaian acara. Kepanitiaan yang diketuai oleh Bella Berliza, Farmasi UAD 2015, ini menyelenggaraan Penyuluhan pada tanggal 6 Mei 2017 kemudian Street Campaign dan Aksi pada tanggal 14 Mei 2017.
Sebagai pembuka rangkaian acara WNTD 2017, dilaksanakan Penyuluhan Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia yang bertempat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Piri 1, Yogyakarta. Penyuluhan merupakan sarana edukasi serta kegiatan preventif yang diharapkan dapat mencegah bertambahnya jumlah perokok aktif yang ada sejak dini. Usia belasan tahun merupakan titik krusial dimana pengaruh dari segala macam pergaulan dapat masuk dan dicontoh oleh kaum remaja, khususnya pelajar SMP. Oleh karena itu, pada hari Sabtu, 6 Mei 2017, panitia WNTD 2017 dibantu dengan 3 pembicara, memberikan edukasi tentang bahaya rokok dan kebiasaan merokok kepada siswa-siswi SMP Piri 1, Yogyakarta. Pembicara merupakan dosen di Universitas Sanata Dharma yaitu Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt., dan 2 pembicara lainnya berasal dari 9 cm: Gerakan Anti Rokok Terintegrasi yaitu Krisna Anggraini dan Muhammad Suryadi Syam. Dapat dilihat antusiasme siswa-siswi SMP Piri 1, Yogyakarta dalam mendengarkan penjelasan yang diberikan sekaligus partisipasi aktif siswa-siswi tersebut dalam sesi tanya jawab yang diberikan oleh panitia.
Rangkaian acara WNTD 2017 dilanjutkan dengan street campaign dan aksi yang dilaksanakan pada 14 Mei 2017. Street Campaign merupakan sarana pemberian informasi secara edukatif kepada warga masyarakat mengenai bahaya rokok dan kebiasaan merokok. Melalui street campaign, panitia WNTD 2017 mengingatkan kembali warga masyarakat, terutama perokok aktif, resiko apa saja yang disebabkan oleh rokok. Informasi tersebut disampaikan secara interaktif maupun melalui poster edukasi yang dibawa menelusuri sepanjang jalan Malioboro. Tidak hanya menyampaikan informasi saja, WNTD 2017 direalisasikan secara nyata melalui penukaran rokok menyala yang sedang dihisap oleh perokok aktif tersebut dengan buah-buahan berupa jeruk dan salak. Dengan street campaign yang telah dilaksanakan, diharapkan warga masyarakat dapat meningkat kesadarannya akan bahaya merokok dan dampaknya tidak hanya terhadap diri mereka sendiri namun juga kepada lingkungan serta keluarga di sekeliling mereka.
Tidak cukup dengan penyuluhan dan street campaign, rangkaian acara WNTD 2017 ditutup dengan dilaksanakannya Aksi Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia yang bertempat di Tugu, Yogyakarta. Poster-poster dibawa dan dipajang di sekeliling Tugu. Sementara itu, massa aksi berkumpul yang dipimpin oleh koordinator aksi yaitu Feliks Anargya D., Fakultas Farmasi UGM 2016 dan oleh 3 orator meramaikan suasana aksi yang dibangun di sudut tenggara dimana miniatur kota Yogyakarta dibangun. Di jantung kota tersebut, aksi Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia dilaksanakan dengan mempaparkan fakta-fakta seputar rokok dan resiko yang didapatkan dari kebiasaan merokok; secara persuasif menyarankan para pejalan kaki, pengguna jalan serta warga masyarakat sekitar untuk berhenti dan menjauhi kebiasaan merokok. Orator yang terlibat tersebut adalah Arif Nur Ikhsan, Ketua BEM KMFA UGM periode 2016/2017; Faiq Hilmi Yoga Ciptadi, Menteri Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa BEM KM UGM periode 2015/2016; dan Agung Rizky Prasetyo, Ketua BEM KMFA UGM periode 2015/2016.
Keseluruhan tiga rangkaian acara WNTD 2017 telah terlaksana dan diharapkan dapat membawa perubahan, meningkatkan kesadaran, serta mencegah meningkatnya kebiasaan merokok di dunia, yang diawali oleh warga masyarakat Yogyakarta. (Humas Fakultas Farmasi UGM/Arief)