Magelang, Jawa Tengah– Minggu (17/11), Program Studi S1 Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kunjungan industri ke CV. Herbal Indo Utama, salah satu produsen obat herbal yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Sebanyak 45 peserta, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa melakukan kunjungan sebagai bagian dari program pengembangan wawasan industri obat bahan alam.
Kunjungan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang praktik industri obat bahan alam, khususnya penerapan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Standar ini mencakup pengendalian mutu, sarana, peralatan, hingga pengawasan produksi, yang bertujuan untuk memastikan produk obat bahan alam memenuhi persyaratan mutu dan keamanan yang telah ditetapkan dalam regulasi.
Dalam sambutannya, Muhammad Taufik, owner Herbal Indo Utama, menyampaikan komitmen perusahaan terhadap penerapan standar CPOTB. “Penerapan CPOTB tidak hanya menjamin kualitas produk, tetapi juga mendukung transparansi dan kepercayaan konsumen. Ini menjadi salah satu prinsip utama kami dalam memproduksi obat bahan alam,” ujarnya.
Mahasiswa selanjutnya diajak mengunjungi berbagai fasilitas produksi di CV. Herbal Indo Utama, seperti laboratorium penelitian dan pengembangan (R&D), area produksi, gudang penyimpanan bahan baku dan produk jadi, serta kebun herbal yang menjadi sumber bahan baku utama perusahaan. Herbal Indo Utama dikenal sebagai salah satu produsen yang menerapkan praktik berkelanjutan dengan memanfaatkan kebun herbal milik sendiri untuk memastikan kualitas bahan baku.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa juga dikenalkan dengan produk unggulan Herbal Indo Utama, seperti Susu Kambing Merapi dan Parfum Aliya, yang menjadi favorit peserta. Selain itu, sesi tanya jawab diadakan untuk menggali lebih dalam mengenai teknologi produksi, metode pengendalian mutu, dan tantangan dalam memenuhi standar CPOTB ditengah perkembangan industri obat tradisional.
Pada sesi tanya jawab, mahasiswa aktif berdiskusi tentang teknologi produksi, tantangan memenuhi standar CPOTB, serta peluang inovasi dalam pengembangan obat tradisional. Diskusi ini memberikan wawasan mendalam bagi mahasiswa untuk memahami dinamika industri farmasi sekaligus mendorong semangat mereka untuk berkontribusi pada kemajuan sektor ini di masa depan.
Kunjungan ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar langsung di lapangan, tetapi juga memperkuat sinergi antara akademisi dan industri dalam menciptakan solusi farmasi yang inovatif dan berkelanjutan. Fakultas Farmasi UGM berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut guna memperluas wawasan mahasiswa sekaligus mendukung tujuan SDGs nomor 4, 12, 15 dan 17 melalui praktik farmasi yang bertanggung jawab. (Zahra/Humas)