Farmasi UGM – Fakultas Farmasi selenggarakan ‘Workshop Penilaian Kognitif Mahasiswa Berbasis Capaian Pembelajaran’ pada tanggal 29-30 Januari 2019. Tujuan dari penyelenggaraan workshop tersebut adalah untuk refreshing dan sharing terkait penerapan metode student assessment yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum saat ini.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa Universitas Gadjah Mada telah mengaplikasikan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) sejak tahun 2017. Untuk itu, diharapkan metode student assessment juga dapat disesuaikan.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M Ed., PhD., selaku narasumber workshop menyampaikan tentang pentingnya kualitas soal yang digunakan dalam setiap student assessment. “Soal yang baik sudah semestinya menggambarkan pencapaian kompetensi mahasiswa,” ungkap Gandes. Melalui soal yang baik, dosen dapat menilai kemampuan kognitif mahasiswa dan memetakan kompetensi masing-masing mahasiswa di kelas tersebut. Di sini, level kesulitan soal juga perlu diperhatikan. “Metode penilaian yang baik dapat membedakan mahasiswa yang kompeten dan yang kurang kompeten,” lanjutnya.
Permasalahan yang beberapa kali ditemukan adalah mahasiswa yang dianggap pintar, kadang tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh dosen, dan bahkan nilainya dibawah mahasiswa lainnya. Ini perlu menjadi perhatian, apakah mahasiswa tersebut memang tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh dosen, atau soal tersebut kurang dapat dipahami oleh mahasiswa yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal ini, dosen diharapkan dapat membuat soal dengan kaedah-kaedah Outcome Based Education.
‘Workshop Penilaian Kognitif Mahasiswa Berbasis Capaian Pembelajaran’ tersebut diadakan selama dua hari dengan mengundang seluruh dosen di lingkungan Farmasi UGM. Tujuannya adalah untuk mengulas dan sharing mengenai soal-soal yang digunakan dalam ujian, termasuk juga diantaranya Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). Fakultas Farmasi UGM berharap, kedepan akan dapat memperbanyak Bank Soal bagi mahasiswa di tingkat sarjana maupun profesi sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas lulusannya. (Humas FA/ Yeny P)